RSS

Saturday 24 March 2012

sebenarnya...

Actually, I'm more interesting in my new site..

paperpencil.posterous.com

enjoy that... ^^

Dan akhirnya....


Dan akhirnya, setelah sekian lama saya pun tepar juga..
Dan akhirnya, bisa pulang kampung juga..
Dan akhirnya, minum obat juga..
Dan akhirnya, istirahat seharian juga..
Dan akhirnya, bisa nonton Tv juga..
Dan akhirnya, bisa melewati 3 hari tanpa tumpukan buku dihadapan..
Dan akhirnya, bisa curhat sama mama live, g streaming lagi..
Dan akhirnya, bisa main sama adek-adek..
Dan akhirnya, bisa senyum dan tertawa lepas juga..
Dan akhirnya, bisa sejenak melupakan masalah-masalah yang lagi terhayati juga..
Dan akhirnya, bisa menyadari bahwa terlalu dzolim sama diri sendiri..
Dan akhirnya, ada banyak waktu untuk bercengkrama denganNya..
Dan akhirnya, ada kesempatan untuk menggugurkan dosa juga..
Dan akhirnya, semuanya memang dari Nya dan akan kembali padaNya juga, termasuk nikmat sehat ini.

@Payakumbuh, dikamar yang selalu tenang.. March 23th 2012 pkl. 19.46

Friday 14 October 2011



tak bisa berkata satu kata pun,
ketika tangan lincah menggerakkan tenaganya.

ini tentang kamu teman,
mungkin salah duga, saudara.
karena kekuatan kita ada dikata itu.

saudara,
tak ingin kata itu hanya sepihak tanpa makna,
atau hanya sebuah ilustrasi belaka yang penuh rekayasa.

Ditengah asa yang menggebu untuk mecetak jejak,
aku menemui mu dititik itu.
saudaraku


saudaraku,
ditengah diri yang masih berlari.
aku pikir aku bisa istirahat sejenak,
melepas lelah, bukan untuk meminta minuman.
aku merasa dirimu tempat yang sempurna,
sekurangnya untuk memberikan udara segar.

***

Hidup kita memang berwarna, saudaraku.
Mungkin roda ini yang berputar perlahan.
tempat mu yang sempurna itu,
mungkin sudah tak tearawat lagi sepertinya.

Tapi ini mungkin masalah jiwa,
masalah hati yang belum sepenuhnya tertaut.
mungkin doa rabithah kita yang belum khusuk.
lantunkan kemabali saudaraku dengan sebesar cinta yang kau miliki

Ya Allah….Sesungguhnya Engkau tahu bahwa hati ini telah berpadu ,berhimpun dalam naungan cintaMu, bertemu dalam ketaatan, bersatu dalam perjuangan, menegakkan syariat dalam kehidupan, Kuatkanlah ikatannya, kekalkanlah cintanya, tunjukilah jalan-jalannya, terangilah dengan cahayaMu, yang tiada pernah padam, Ya Rabbi bimbinglah kami. Lapangkanlah dada kami, dengan karunia iman dan indahnya tawakal padaMu, hidupkan dengan ma’rifatMu, matikan dalam syahid di jalan Mu, Engkaulah pelindung dan pembela….

aku tak peduli,
tulisan ini akan menggugahmu atau tidak.
akan menarkimu atau tidak.
yang kupentingkan adalah tasbih ukhuwah yang tak pernah putus,
sebuah jaringan kuat dengan kekuatanNya.

Mungkin semua ini baru dimulai saudaraku,
berharap di Jannah semua terjawab.


14 0ctober 2011 pkl 22:14
saudaraku, andai kamu tau apa yang ada dihatiku..
Ana uhibbuki fillah y ukhty.. ^^

Thursday 13 October 2011

di sebuah mushala

aku kembali bersandar disini
disudut tempat pemenang hati,
aku kembali menjumpaimu disini
walaupun begitu galaunya hati,

entah mengapa kau tampak selalu gagah
meski sesederhana itu,
mengapa juga kau selalu terlihat tenang.
bagaimana pun diluar begitu ributnya,

mungkin kau dilindungiNya
setiap hari diwarnai lima adzan
dimasuki orang-orang penerima seruan
dilukisi dhuha dan syair-syair ilahi

Berharap kau tidak berubah padaku,
tetap seperti ini,
tetap yang kurindui,
yang kucari dan yang kutemui,
Pertanda aku tetap berdiri.



14 october 2011 11:16
di sudut mushala amanah, ketika melihat ada saudara yang khusuk dalam tangis panjangnya ^^ menunggu FA FKPWI ^

Tuesday 14 June 2011

Saksikan Aku Seorang "LEBAY"

Diantara kita pasti pernah mendengar cerita rakyat dari Sumatera Barat yang berjudul “Lebai Malang”.

Dikisahkan bahwa seorang yang dipanggil dengan sebutan “Lebai” diundang untuk memimpin doa acara hajatan di dua kampung sekaligus. Namun, acara tersebut dilakukan dalam satu waktu serentak.

Jarak antara dua buah kampung itu pun sangat jauh. Kampung yang pertama terletak di hulu, sedangkan yang kedua berada di daerah hilir. Ada banyak versi mengenai cerita ini.

Salah satunya, beliau di undang di hulu sebagai pemimpin doa dengan imbalan akan mendapatkan dua buah kepala kambing yang digulai, sedangkan di hilir dia akan mendapatkan sebuah kepala kerbau.

Si “Lebai” pun segera mengayuh perahunya menuju hulu sungai, namun di tengah jalan dia berubah fikiran kemudian mengubah haluan menuju hilir. Setelah hampir sampai di hilir beliau mendengar dari beberapa orang di daerah itu bahwa kerbau yang disembelih sangat kurus. Akhirnya dia mengubah haluan lagi menuju hulu.

Tak dinyana, sampainya si “Lebai” di hulu. Ternyata para tamu undangan sudah pulang, dan acara hajatan juga sudah selesai. Dia pun segera cepat-cepat mendayung sampannya menuju hilir. Namun ternyata di sana acara hajatan juga telah selesai. Karena keserakahan akhirnya si “Lebai” tidak mendapatkan apapun dan pulang dengan seribu penyesalan.

Ini bukanlah kisah yang mendiskreditkan kata “lebai”. Memang dari kecil, kami di Medan sudah sering mendengarkan kata “lebai”. Lebai yang akrab di telinga kami adalah seorang yang biasa memimpin doa jika ada acara hajatan, tasyakuran, ataupun kematian.

Lebai juga gelar terhormat karena bagi orang-orang yang memiliki gelar ini berarti juga dia lebih banyak tahu mengenai ilmu agama. Bisa juga digunakan buat orang yang sudah haji, atau buat orang yang selalu memakai kopiah putih. Kami biasanya menyebut mereka dengan pak “Lebai”

Jika kita merujuk kepada Kamus Besar Bahasa Indonesia akan kita temukan kata lebai (ejaan yang benar sesuai EYD bukan “lebay” dengan huruf terakhir “Y” seperti yang sering digunakan sekarang) berarti pegawai masjid atau orang yg mengurus suatu pekerjaan yg bertalian dengan agama Islam di dusun (kampung). Jika demikian makna “LEBAI” yang kami kenal dulu sesuai dengan KBBI.

Akhir-akhir ini aku sering sekali mendengar kata “lebai”. Anehnya kata itu kini tidak lagi indah di dengar. Kata itu kini tidak lagi sakral. Mungkin anda semua juga sering menemukan kata “lebai” ini. Lihat saja di FB (fesbuk). Biasanya kalo ada yang nulis status “Hari Baru Semangat Baru” terkadang ada yang suka komentar “Ah.. Lebay loe!”. Biasanya status-status bernada serupa yang bernada motivasi, hikmah, nasehat tak pernah lepas dari komentar-komentar yang juga bernada serupa. “Jangan lebay lah..”

Entah siapa yang memulai mengganti makna “lebai” yang dulunya sangat terhormat dan mulia sehingga bergeser dan dimaknai menjadi gelar buat orang-orang yang sok suci atau munafik. Akibatnya banyak orang-orang kini enggan berkata-kata terpuji, berucap dengan ucapan yang baik, bertutur dengan budi bahasa yang sopan. Karena akan langsung di”sosor” dengan kalimat “halah lebay..!”

Pastinya (sepengetahuanku) pergeseran makna yang dulunya bermakna mulia dan berubah menjadi celaan juga pernah terjadi pada zaman nabi Mulia kita Muhammad SAW. Di al-Quran dalam surat al-Baqarah ayat 104 disebutkan:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu katakan (kepada Muhammad): "Raa'ina", tetapi Katakanlah: "Unzhurna", dan "dengarlah". dan bagi orang-orang yang kafir siksaan yang pedih”

“Raa 'ina” berarti: sudilah kiranya kamu memperhatikan kami. Di saat para sahabat menyebut kata Ini kepada Rasulullah, orang-orang Yahudi pun memakai kata yang serupa dengan digumam seakan-akan menyebut “Raa'ina” padahal yang mereka katakan ialah Ru'uunah yang berarti pandir atau kebodohan yang sangat, sebagai ejekan kepada Rasulullah. Itulah sebabnya Allah menyuruh supaya sahabat-sahabat menukar perkataan “Raa'ina” dengan “Unzhurna” yang juga sama artinya dengan “Raa'ina” yaitu perhatikanlah kami.

Bukankah ini adalah jalan pemikiran yang sama dengan orang-orang yahudi di zaman Rasul SAW? Kata lebai kini pun sudah bergeser makna menjadi kata untuk mencela orang lain.

Sekarang ini kata “lebai” ini sangat trend dan populer. Dan mungkin akan sangat berbahaya jika menjadi sebuah keyakinan atau anggapan bahwa tidak ada lagi orang baik, tidak ada lagi orang shalih, tidak ada lagi kata-kata hikmah. Semuanya hanya omong kosong, sok suci, munafik.

“INNA LILLAH..!

Memang benar. Kita dilarang memuji dan menganggap diri kita adalah orang suci bahkan kita disuruh untuk selalu mengoreksi diri, rendah hati, dan tidak menganggap diri kita yang pantas masuk surga. Nabi yang ma’shum, tidak mempunyai dosa saja beristighfar minimal 100 kali dalam sehari. Apalagi kita yang bergelimang dosa dan noda ini. Dalam surat an-Najm ayat 32 Allah sebutkan:

“Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dia(Allah)lah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa”.

Tapi, bukankah sangat naïf? Jika kita harus berhenti saling menasehati dalam kebaikan, berucap dengan ucapan yang mulia hanya karena kita tidak ingin disebut orang-orang yang berlagak suci. Lantas, apa lagi kebaikan yang akan kita temukan dalam dunia ini?

Jikapun memang dalam anggapan kita beberapa orang mungkin terlihat “lebai” (dengan makna yang populer sekarang) dan memang kenyataannya dia merupakan orang yang sok suci, tidak adakah kebaikan yang mungkin kita ambil darinya?

Karena Lisan nabi yang mulia itu pernah berucap “hikmah adalah barang milik orang mukmin yang tercecer” bahkan walaupun orang kafir yang berucap, namun jika itu adalah hikmah, kita dituntut mengambilnya. Tanpa harus melihat orang yang bicara. Apalagi jika ucapan-ucapan itu benar-benar muncul dari lubuk hati orang yang mengucapnya. Mungkin dia bukanlah orang baik, paling tidak dia hanya berusaha terlihat baik dan ingin menjadi lebih baik dengan ucapan-ucapannya.

Semoga kita semua, tidak ikut-ikutan mencontoh prilaku kaum nabi luth. Ketika Nabi Luth mengajak mereka menuju kebenaran. Dengan sombongnya mereka membalas:

"Usirlah mereka (Luth dan pengikut-pengikutnya) dari kotamu ini; Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berpura-pura mensucikan diri." (al-A’raf: 82)

Saatnya kita introspeksi dan lagi-lagi berbenah. Dalam banyak hal kita sering salah bersikap dan menilai orang lain. Saatnya menghargai sekecil apapun pemberian, seremeh apapun ucapan. Karena sering kali banyak hal besar gagal kita raih karena meremehkan sesuatu yang kecil di mata kita.

Jika memang belum mampu berkata-kata mulia dan menyenangkan orang lain. Paling tidak, dengan diam dan tidak menyakiti hati orang lain dengan ucapan-ucapan tidak pantas itu lebih baik. Rasulullah bersabda: “Siapa saja yang beriman dengan Allah dan hari akhir maka hendaklah berkata-kata dengan kebaikan atau hendaklah dia diam” (HR: Bukhari & Muslim)



Kawan!

Jika memang dengan berlebai ria aku tidak menyakiti perasaan orang lain, jika memang dengan berlebai ria banyak orang yang bisa mengambil manfaat, jika memang dengan berlebai ria aku bisa terus introspeksi diri, atau bahkan mungkin dengan berlebai ria mengantarkanku ke surga. Maka, SAKSIKAN AKU SEORANG LEBAY!



Cairo 5 Juni 2011

by: Ahmad Syukri

dikutip di : eramuslim.com

Wednesday 1 June 2011

Pastinya,,, setelah kesulitan ada kemudahan....

banyak sekali hal yang telah menginspirasi ku untuk terus berjuang melakukan perubahan....

Allah sellau mengingat kan ku lewat surat cinta nya yang luar biasa....

^^

Tuesday 12 April 2011

Doa qalbu..

Di malam penuh bintang
Di atas sajadah yang ku bentang
Sedu sedan sendiri
Mengadu pada Yang Maha Kuasa

Betapa naif diriku ini
hidup tanpa ingat pada-Mu
Urat nadipun tahu aku hampa

Di malam penuh bintang
Di bawah sinar bulan purnama
Ku pasrahkan semua
Keluh dan kesah yang aku rasa

Sesak dadaku menangis pilu
Saat ku urai dosa-dosaku
Dihadapan-Mu ku tiada artinya

Doa qalbu tak bisa aku bendung
Deras bak hujan di gurun sahara
Hatiku yang gersang
Terasa oh tenteram

Hanya Engkau yang tahu siapa aku
Tetapkanlah seperti malam ini
Sucikan diriku
Selama-lamanya

Di malam penuh bintang
Di atas sajadah yang ku bentang
Sedu sedan sendiri
Mengadu pada Yang Maha Kuasa

Betapa naif diriku ini
hidup tanpa ingat pada-Mu
Urat nadipun tahu aku hampa

Doa qalbu tak bisa aku bendung
Deras bak hujan di gurun sahara
Hatiku yang gersang
Terasa oh tenteram

Hanya Engkau yang tahu siapa aku
Tetapkanlah seperti malam ini
Sucikan diriku
Selama-lamanya
Doa qalbuku



nb : subahanallah.. lagu ini menyentuh qu...
 
Copyright MyRahmi 2009. Powered by Blogger.Designed by Ezwpthemes .
Converted To Blogger Template by Anshul .